Susu Kambing ternyata memiliki bebarapa khasiat yang dapat mengobati berapa penyakit seperti: tuberkolosis,asma, asam urat dan sebagainya. Berikut beberapa ulasan manfaat susu kambing tersebut.
A. Tuberkulosis
TUBERKULOSIS atau TBC adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri TBC (Mycobacterium tuberculosis).
Ciri-ciri penderita TBC antara lain batuk-batuk kronis, berkeringat pada malam hari, badan kurus dan lemah, serta batuk berdarah akibat terjadinya rongga di jaringan paru-paru yang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah di paru-paru.
Di samping itu, saat proses penyembuhan bisa terjadi pengapuran jaringan paru-paru yang bisa menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru dalam proses pernapasan. Gejala TBC antara lain badan kurus dan lemah, batuk-batuk, batuk berdarah, pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, sesak napas, gejala kekurangan gizi (malnutrisi) berat. Jika penyakit ini menahun atau kronis berat dan tidak terobati dengan baik, bisa menyebabkan kematian.
1. Pengobabatan secara Medis
Jumlah penderita penyakit TBC di Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia setelah Cina dan India. Penyakit TBC menyerang sebagian kelompok usia produktif yang merupakan sumber daya manusia yang penting dalam pembangunan bangsa. Pada tahun 1940-1960 telah ditemukan obat anti-tuberkulosis (OAT), namun TBC masih tetap menjadi masalah kesehatan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Pengobatan TBC memerlukan waktu cukup lama, yakni 6-8 bulan secara terus-menerus dengan OAT dan harus dilakukan dengan tuntas sampai sembuh, sehingga dapat mencegah terjadinya penularan kepada orang lain. Pemberantasan TBC dengan menggunakan OAT terdiri dari jaminan paket obat anti¬tuberkulosis, yakni Isoniazid, Rifampisin, Pyrazinamide, Streptomycin, dan Ethambutol.
Pada tahun 1983 organisasi kesehatan dunia (WHO) mempromosikan Directly Observed Treatment Sbortcourse (DOTS) sebagai suatu strategi yang paling efektif untuk mengontrol pengobatan epidemi TBC. Strategi DOTS ini dilaksanakan dengan sukses di seluruh dunia dan memberikan angka kesembuhan tinggi. Menurut Bank Dunia, DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling efektif saat ini. Strategi DOTS untuk memberantas TBC di antaranya komitmen politis dari pengambil keputusan, penemuan penderita, pengobatan dengan panduan DOTS, kesinambungan persediaan OAT yang berkualitas, dan sistem pelaporan untuk memonitor kemajuan pengobatan secara standar.
OAT pada umumnya memberatkan ginjal dan hati. Kondisi ini sangat memberatkan penderita TBC, karena fungsi detoksikasi dan fungsi pembuangan racun mengalami keterlambatan atau hambatan, sehingga, kerja OAT untuk membunuh bakteri TBC terhambat akibat memburuknya kondisi penderita.
2. Pengobabatan dengan Susu Kambing
Selain dengan pengobatan secara medis, penderita TBC juga bisa disembuhkan dengan mengonsumsi susu kambing secara teratur, tetapi tetap melanjutkan pengobatannya secara medis.
Dari beberapa kasus yang ditangani penulis, seorang penderita TBC yang menjalani pengobatan secara medis dibarengi dengan mengonsumsi susu kambing secara teratur, setelah tiga bulan dan dilakukan pemeriksaan, tidak ada lagi bakteri TBC yang bercokol di tubuhnya.
Susu kambing mengandung fluorin yang tinggi dengan kadar 10-100 kali lebih tinggi daripada yang terkandung di dalam susu sapi. Unsur ini merupakan antiseptik natural yang mengandung elemen pencegah tumbuhnya bakteri di dalam tubuh.
Kehadiran fluorin akan meningkatkan daya tahan tubuh dan menekan aktivitas pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri TBC tidak lagi berkembang dengan baik.
Susu kambing juga mengandung natrium yang tinggi. Dalam kasus penyakit TBC, salah satu pemicunya adalah malnutrisi. Dengan pemberian susu kambing secara rutin setiap hari, natrium yang terdapat di dalamnya berfungsi menghambat malnutrisi tersebut.
Dugaan orang yang menyatakan bahwa bakteri TBC bisa berkembang biak dalam susu kambing tidaklah benar. Hal ini sudah dibuktikan oleh Dr. Bernard Jensen, Ph.D, seorang nutritionis di Amerika yang meneliti manfaat susu kambing yang menjadi salah satu binatang ternaknya di ranch yang dibangunnya di Escondido, New Mexico, Amerika Serikat. Disebabkan kandungan gizinya, susu kambing bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh penderita TBC. Di samping itu, fluorinnya mencegah percepatan perkembangan bakteri TBC sebagai kerja antiseptiknya, memberi perlindungan jaringan paru-paru, serta memproteksi ginjal dan hati. Kandungan lemak dalam susu kambing berfungsi sebagai zat pembakar sehingga tubuh penderita menjadi hangar.
Dengan demikian, susu kambing ini mempunyai efek ganda, untuk perlindungan, pencegahan, sekaligus penyembuhan.
Pada tahun 2000, penulis mulai memanfaatkan susu kambing dalam program terapi pasien-pasien TBC di Poh Induk Kesehatan. Daerah Milner III Siliwangi, Jawa Barat, dengan hasil yang cukup menakjubkan. Rata-rata setelah 1 bulan pemberian OAT yang dibarengi dengan perubahan pola makan dan pemberian susu kambing sebanyak 150 cc per hari, tingkat kesehatan penderita mengalami perubahan.
Hal ini ditandai dengan nafsu makan yang membaik, batuk dan sesak napas berkurang, serta muka tidak tampak pucat lagi. Rata-rata setelah 5 bulan dengan pemeriksaan iridologi dan radiologi, jaringan paru-paru telah membaik dan proses kronis telah bergeser kembali ke arah penyembuhan. Pada iridologi tampak gambaran healingprocess, yakni proses yang terjadi di seluruh organ, tidak hanya paru¬-parunya. Di samping itu, tes di laboratorium memperlihatkan fungsi ginjal dan hati tidak mengalami kerusakan.
3. Upaya Pencegahan
Penyakit TBC menyebar dan menular dengan cepat akibat lingkungan hidup yang kurang sehat, padat, dan kumuh. Bakteri TBC menyebar melalui udara pernapasan (air born infection). Dengan demikian, kepadatan penduduk di suatu daerah sangat mempermudah proses penyebaran penyakit ini. Kemiskinan menambah beratnya kondisi penyakit ini, karena kemiskinan akan mudah menyebabkan malnutrisi (kondisi kurang gizi) yang akan melemahkan atau menurunkan daya tahan tubuh.
Jadi, faktor lingkungan, kondisi tubuh, dan terjangkitnya penyakit TBC merupakan proses yang berputar seperti lingkaran setan.
Agar dapat terhindar dari penyakit TBC, setup hari kita harus menjalani pola hidup sehat secara alami dengan baik dengan cara sebagai berikut:
B. Asma
Penyakit asma sering dijumpai dengan ciri-ciri sesak napas. Asma dibedakan menjadi dua, yakni asma bronchial dan asma kardial. Asma bronchial adalah asma yang disebabkan keadaan tidak biasa pada bronchus yang merupakan penyakit tertentu. Gejalanya berupa sesak napas berjangkit-jangkit akibat kejang otot bronchus sehingga lubang bronchus menyempit (stenosis).
Asma kardial atau asma jantung adalah sesak napas yang disebabkan oleh penyakit jantung. Biasanya jantung kiri yang menjadi penyebab. Biasanya serangan terjadi pada malam hari.
Penyebab Asma
Secara umum asma bisa menyerang manusia pada berbagai umur dan biasanya ditandai dengan gejala sesak napas yang menghebat pada malam hari. Beberapa hal yang bisa menyebabkan asma sebagai berikut:
Pengobatan secara Medis
Pengobatan secara medis biasanya ditujukan untuk menghilangkan efek stenosis bronchus penderita dengan memberikan obat-obatan bronchodilator, baik berupa tablet, cairan, suntikan, maupun inhaler. Di samping itu, diberikan antibiotik jika terjadi infeksi sekunder atau menekan infeksi pencetus asma ini.
Pemberian oksigen terhadap serangan asma akut sangat diperlukan karena penderita biasanya mengalami kekurangan oksigen saat terjadi sesak napas yang hebat. Pemberian pengencer lendir sangat membantu memperingan serangan sesak napasnya.
Obat-obatan pencegah serangan asma umumnya berupa anti-inflamasi. Biasanya diberikan kepada penderita asma berat dan herediter. Namur, obat anti-inflamasi mempunyai dampak sampingan yang tidak menyenangkan penderita, seperti terjadinya moon face, yakni wajah seperti bulan akibat penggunaan obat anti-inflamasi kortikosteroid, mudah terjadi osteoporosis (pengapuran tulang) dan kerusakan lainnya.
Pengobatan dengan Susu Kambing
Fungsi susu kambing dalam pengobatan asma adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini bisa terjadi karena fluorin yang bersifat antiseptik sekaligus antialergi yang ada dalam susu kambing mengaktifkan kerja sel¬sel imunitas sehingga infeksi sekunder yang terjadi, terutama ketika daya tahan tubuh menurun, dapat dicegah.
Penderita asma sebaiknya rutin mengkonsumsi susu kambing sebanyak 150 cc per hari. Sebaiknya susu kambing diminum pada malam hari karena pemecahan kalori yang terjadi dapat menghangatkan tubuh, sehingga spasme bronchi akibat dinginnya udara malam atau dini hari, dapat dihindari. Pengobatan dengan susu kambing pada malam hari ini berhasil mencegah batuk-batuk yang mempermudah timbulnya serangan asma. Susu kambing juga berkhasiat mengencerkan lendir atau dahak sehingga dapat mencegah atau mengurangi serangan.
Selain minum susu kambing pada malam hari, penderita dapat pula mengonsumsi atau minum jus antialergi secara rutin pada pagi hari. jus antialergi tersebut bisa merupakan kombinasi 150 gram pepaya atau 100 gram nanas dengan 3 batang seledri atau 3 batang peterselli (parsley)
Pola Hidup yang Harus Dilakukan
Pola hidup yang harus dilakukan pada prinsipnya adalah sama, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat alami dalam kehidupan sehari-harinya dengan baik.
Beberapa hal tambahan yang sebaiknya menjadi bagian rutinitas pola hidup sehat penderita asma sebagai berikut:
C. Asam Urat
Penyakit asam urat disebabkan kadar asam urat di dalam tubuh atau di dalam, darah berlebihan. Asam urat sendiri merupakan asam organik lemah yang berbentuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa, clan terbentuk sebagai zat hasil akhir katabolismus nukleoprotein. Katabolismus nukleoprotein adalah sejenis protein tersusun yang banyak terclapat dalam inti sel, berupa zat sampah yang dikeluarkan dari baclan oleh ginjal.
Plasma darah yang normal berisi 3,5-6 mg asam urat, sehingga jika kadar asam urat di dalam tubuh lebih dari itu, seseorang bisa dikatakan terkena penyakit asam urat.
Salah satu sebab meningkatnya kadar asam urat di dalam darah adalah malfungsi ginjal, yang berakibat ekskresi asam urat menjadi tidak lancar. Di samping itu, peningkatan produksi asam urat bisa disebabkan oleh konsumsi makanan yang banyak mengandung protein dan akhirnya terjadi peningkatan pembentukan purin.
Gejala Asam Urat
1. Terjadi satu atau lebih pembengkakan pada persendian.
2. Timbul rasa kaku pada hari, terutama jika udara agak dingin.
3. Rasa sakit terjadi berulang-ulang di beberapa tulang sendi.
4. Tidak mampu bergerak seara normal
5. Timbul kemerahan secara nyata dan rasa hangar di daerah persendian.
6. Penurunan berat badan, serta demam atau lemas yang bergabung dengan rasa sakit.
Pengobatan dengan Susu Kambing
Manfaat susu kambing secara, medis, baik kuratif maupun prefendf, dalam penyembuhan penyakit asam urat dapat digambarkan sebagai berikut. Di dalam susu kambing, baik yang berupa susu kambing segar, clabbered milk atau yogurt, maupun whey, tercdapat unsur mineral natrium (Na) dan klorida (Cl) yang tinggi. Kedua, unsur kimia tersebut membantu kerja ginjal dalam menyeimbangkan volume cairan danan elektrolit tubuh. Dengan pemberian susu kambing, keseimbangan asam dan basa tubuh bisa dipelihara, dengan baik sehingga komposisi kimia darah terjaga.
Selain mengonsumsi susu kambing, para penderita penyakit asam urat dianjurkan untuk mengubah pola makan, menghindari makanan yang mengandung purin tinggi, dan menghindari minuman beralkohol dan asam lemak. Minum air putih yang banyak atau minimum 8 gelas sehari dapat membantu mengencerkan cairan tubuh yang pada gilirannya akan mengencerkan asam urat terjadi peningkatan pembentukan purin.
Bagi penderita asam urat, beberapa minuman yang harus dihindari adalah minuman beralkohol seperti bir, wiski, anggur, tape dan tusk. Makanan yang harus dihindari adalah sea food seperti udang, remis, tiram, kepiting; berbagai jenis makanan kaleng seperti sarden, kornet sapi; berbagai jeroan seperti hate, ginjal, jantung, otak, paru, limpa, usus; dan buah-buahan tertentu seperti durian, alpokat, dan nangka masak. Sementara itu, makanan yang masih bisa dimakan, tetapi harus dikurangi porsinya adalah ikan sarden, daging kambing, daging ayam, daging sapi, tempe, emping, kacang, oncom, dan beberapa jenis sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol, dan jamur.
D. Thalasemia
Thalasemia atau anemia cooley merupakan penyakit herediter yang disertai anemia hemolitik oleh kelainan intrakospuskuler yang disifatkan oleh kelainan hematologik dan kelainan pada tulang-tulang tertentu. Morfologi eristrosit menyatakan horochomia, anisositosis, poikilositosis, polichromasia, dan adanya sel-sel sasaran. Tulang tengkorak menebal dan tulang-tulang kaki dan tangan menderita osteoporosis. Penyakit thalasemia mula-mula ditemu¬kan di sekitar Laut Tengah dan menyebar sampai ke negara-negara Asia.
Pengobatan secara Medis
Pasien yang terkena thalasemia biasanya dianjurkan mengonsumsi suplemen folat dan menghindari pemberian obat-obatan yang mengandung zat besi dan pengoksidasi seperti golongan sulfonamid. Penderita thalasemia ini memerlukan tranfusi darah selama masa kehamilan atau ketika penderita sedang mengalami stres.
Penderita thalasemia yang berat harus mendapatkan jadwal perawatan transfusi darah secara teratur dan harus diberi suplemen folat. Operasi limpa juga harus dipertimbangkan jika terjadi peningkatan pembesaran limpa akibat transfusi darah. Deferoxamin juga harus diberikan kepada pasien secara rutin sebagai agen khelasi zat besi untuk mencegah terjadinya hemosidero¬sis (iron overhload).
Dewasa ini telah diperkenalkan salah satu penanganan thalasemia, yakni dengan cara transplantasi sumsum tulang yang allogenic. Anak-anak yang belum pernah mengalami iron overload (kelebihan zat besi) dan keracunan, organ-organ tubuhnya 80% dapat bereaksi dengan baik, sehingga mempunyai kemampuan hidup lebih panjang.
Pengobatan dengan Susu Kambing
Fungsi susu kambing dalam membantu penyembuhan pasien yang didiagnosis terkena thalasemia masih harus diteliti lebih jauh, berpengaruh secara genetik atau tidak.
Pemberian zat besi kepada penderita thalasemia harus dilakukan dengan hati-hati, karena dikawatirkan bisa mengalami iron overload atau kelebihan zat besi. Kadar zat besi dalam susu kambing rendah sehingga pemberian susu kambing relatif aman walaupun nutritional value atau nilai nutrisinya sebagai salah satu dari 24 vital trace mineral dalam raw goat milk adalah all 100% available. Maksudnya, kandungan besi (Fe) dalam susu kambing rendah, tetapi pada pengonsumsi rawgoat milk, nilai nutrisinya tersedia 100%.
Karenanya, pemberian Fe pada penderita thalasemia harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kemosiderosis atau iron overload. Dengan demikian, susu kambing yang kadar Fe-nya rendah, dapat dianggap relatif aman, karena ternyata tidak diakumulasikan di dalam tubuh.
Penderita thalasemia justru memerlukan asam folat. Hal ini disebabkan asam folat sangat penting untuk sintesis nucleid acid bases (ribosa nucleid acid/ RNA dan diocsiribosa nucleidatid/DNA). Kebutuhan asam folat orang dewasa yang direkomendasikan (recommended dietary allowance/ RDA) adalah 400 mcg per hari. Folacin dalam makanan kebanyakan berbentuk poly glutamate (PGA) yang sifatnya tidak stabil dan dalam proses memasak bahan makanan, fola¬cin ini akan rusak atau hilang sebanyak 80-90% sehingga hanya akan tersisa 4 mcg per harinya.
Dalam 1 liter susu kambing segar (raw goat milk) terdapat 6 mcg folat. Jadi, jika mengonsumsi susu kambing 150 cc per hari, kita akan memperoleh lebih kurang 1 mcg folacin yang nutritional value-nya all 100% available. Makanan yang mengandung folacin dengan biovailabilitas tinggi antara lain pisang, lime beans atau kacang yang menyerupai buncis dengan biji besar, hati, dan ragi, serta ditemukan juga pada sayuran hijau dan daging.
Seorang pasien yang ditangani penulis, Rr. Srat, yang tinggal di Pamulang saat berumur 3 tahun Bering mengalami demam dan setelah didiagnosis oleh dokter pada bulan Juli 2001diketahui mengidap anemia dan thalasemia. Setelah diketahui mengidap kedua penyakit tersebut, pasien kemudian mendapatkan pertolongan secara medis dan mengonsumsi susu kambing sebanyak 150 cc tiap pagi. Sore hari pasien mengonsumsi yogurt sebanyak 200 cc dan pemanis berupa ekstrak atau jus bit.
Setelah 4 bulan dan didiagnosis ulang, gejala-gejala penyakitya hilang dan hasil pemeriksaan darahnya juga bagus sehingga rencana pengambilan tulang sumsum untuk diperiksa secara rutin pada periode 4 dan 5 dibatalkan. Pada bulan December 2001 gejala-gejala kerontokan rambut dan bibir pecan-pecan juga sudah hilang dan pasien dinyatakan sembuh, tetapi masih tetap meneruskan pengobatan secara medis dan rutin mengonsumsi susu kambing.
E. Anemia
Anemia merupakan penyakit kelainan badan yang diakibatkan oleh merendahnya kadar hemoglobin (Hb) sampai di bawah batas-batas nor¬mal. Biasanya jumlah eritrosit/mm3 darah dan nilai hematokrit ikut rendah. Hal ini disebabkan jumlah hemoglobin dalam darah berkurang, sehingga proses-proses fisiologis yang bertahan dengan hemoglobin akan terganggu. Anemia bisa pula disebabkan kehilangan darah dalam jumlah yang banyak akibat kecelakaan, karena ketidakmampuan tubuh memproduksi sel darah merah yang cukup, atau karena kelainan bawaan atau genetik (keturunan).
Ciri-ciri orang yang terkena anemia adalah kelihatan pucat, merasa lemas, cepat lelah, dan pusing-pusing. Orang yang normal kadar hemoglobinnya tidak banyak berubah karena adanya keseimbangan antara produksi dan destruksi eritrosit yang terus-menerus secara seimbang. Sementara itu, orang yang terkena penyakit anemia menunjukkan keseimbangan tersebut terganggu oleh suatu sebab.
Macam-macam anemia yang dibagi berdasarkan kelainan patofisiologis dan ukuran sel darah sebagai berikut.
a. Berdasarkan Patofisiologis
1. Pengurangan Produksi
2. Peningkatan Perusakan
b. Berdasarkan Ukuran Sel
1. Microcytic, yakni iron defiency, thalasemia, dan anemia akibat penyakit kronis.
2. Macrocytic, seperti megaloblastic anemia karena kekurangan vitamin B12 dan kekurangan folat; non-megaloblastic anemia karena myelodyplasma, che¬motherapy, penyakit hati, increased reficulocytosis, dan myxedema; dan nor¬mocytic.
Penyebab anemia paling banyak adalah dari kelompok iron deficiency anemia, yang disebabkan hal-hal berikut ini.
1. Deficient diet, yakni diet dengan gizi buruk dan tidak adekuat.
2. Absorpsi yang berlebihan.
3. Kebutuhan yang meningkat, seperti saat kehamilan dan menyusui.
4. Kehilangan darah akut, seperti perdarahan usus, kelainan haid, dan donor darah yang berulang.
5. Haemoglobinuria.
6. Iron sequestration, yakni pulmonary haemosiderosis.
Selama ini, di antara keenam penyebab tersebut, yang paling potensial adalah kehilangan darah yang masif. Di antaranya karena kecelakaan yang menyebabkan perdarahan organ-organ dalam perut dan usus, perdarahan pada organ reproduksi akibat persalinan dengan kelainan, kelainan haid, dan donor darah yang berulang.
Anemia hanya suatu gejala yang ditandai dengan adanya penurunan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah yang penyebabnya bermacam¬macam. Dengan demikian, pengobatan yang harus dilakukan kepada pasien penderita anemia harus disesuaikan dengan penyebabnya. Transfusi darah hanya akan membantu memperbaiki kadar hemoglobin, terutama dalam keadaan akut agar penderita tidak mengalami kekurangan oksigen (Hipoksia) yang sangat diperlukan oleh jaringan tubuh, khususnya jaringan otak.
Selanjutnya, pemberian zat besi dan asam folat memerlukan pemeriksaan yang teliti agar tidak sampai terjadi kesalahan terapi yang dapat mengngakibatkan hemosiderosis (iron overload) yang justru membahayakan pasien. Zat besi dan asam folat jauh lebih baik yang berasal dari bahan makanan dibandingkan dengan yang dibuat secara sintetis atau artifisial.
Fungsi susu kambing dalam pengobatan penyakit anemia sama dengan fungsi pada pengobatan thalasemia.
F. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang banyak diderita oleh orang yang sudah tua, terutama kaum perempuan. Penyakit ini terjadi karena berkurangnya kalsium dalam tubuh, sehingga tubuh mengambil kalsium dalam tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh.
Kandungan kalsium (Ca) yang terdapat dalam susu kambing adalah sebanyak 133 mg per 100 cc susu kambing dan potasium 204 mg. Jika seorang penderita osteoporosis setiap hari mengonsumsi susu kambing sebanyak 150 cc per hari, penyembuhan penyakitnya akan terbantu. Sementara itu, untuk pencegahan atau bagi yang belum terlanjur kekurangan kalsium, susu kambing bisa diminum secara rutin setiap hari 1 kali dengan dosis 150 cc sekali minum. Lebih bagus lagi jika mengonsumsi yogurt 200 per hari, terutama untuk para lansia (orang yang sudah lanjut usia) yang kadar asam lambungnya sudah berkurang
G. Kudis
Penyakit kudis disebabkan sejenis tungau yang menimbulkan rasa gatal. Rasa gatal ini menimbulkan keinginan untuk menggaruknya, sehingga terjadi infeksi sekunder di kulit. Penyakit kudis selain menyerang manusia juga bisa menyerang hewan peliharaan. Penularannya bisa melalui kontak langsung antara penderita dan sesamanya atau bisa juga karena tertular oleh hewan peliharaan.
Penggunaan susu kambing untuk pengobatan penyakit kudis sudah diterapkan oleh MD Superintendent General Hospital Toledo di Ohio, Amerika Serikat, yakni oleh Dr. George Smith. Dalam pengobatan itu, beberapa anak yang terkena kudis dan mengonsumsi susu kambing secara teratur menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Susu kambing menyembuhkan penyakit kudis karena mengandung fluorin yang berfungsi sebagai antiseptik sekaligus antialergi. Selain fluorin, susu kambing juga mempunyai nilai bakterisid yang tinggi sehingga dapat mencegah infeksi jamur (candidiasis), menghilangkan gatal-gatal di dubur, clan menyembuhkan infeksi vagina.
H. Alergi Susu Sapi
Disebabkan sesuatu hal, tidak sedikit bayi yang baru lahir tidak bisa disusui oleh ibunya. Alternatif yang dilakukan adalah dengan memberi susu sapi sebagai pengganti ASI. Namur, tidak semua bayi mampu mencerna susu sapi dan jika dipaksakan akan mengalami alergi. Bagian yang terserang alergi ini adalah saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan kulit. Gejala yang sering timbul karena alergi terhadap susu sapi adalah muntah-muntah, diare, penyerapan nutrisi yang kurang sempurna, asma, bronkitis, migren, dan hipersensitif.
Gejala patologis yang terlihat pada bayi yang terserang alergi terhadap susu sapi adalah ditemukannya iritasi usus halus, pertambahan bobot badannya lambat, serta feces yang berlebihan dan berbau khas. Bayi dan anak-anak yang alergi terhadap susu sapi jika masih dipaksa mengonsumsinya akan terserang reaksi pembesaran lamina propia serta peningkatan permeabilitas molekul makro dan aktivitas elektrogenik lapisan epitel
Kelebihan susu kambing adalah komposisinya yang mendekati ASI serta butiran lemak dan proteinnya lebih halus dibandingkan dengan susu dari binatang mamalia lainnya, sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh. Pemberian susu kambing kepada bayi dan anak-anak yang alergi terhadap susu sapi menunjukkan hasil yang bagus dan alerginya berangsur-angsur menghilang. Susu kambing yang dianjurkan untuk diberikan kepada anak¬anak yang alergi terhadap susu sapi adalah susu kambing dalam bentuk bubuk. Hal ini disebabkan panas yang digunakan selama proses pembuatan susu bubuk bisa mengubah struktur dasar protein dengan cara menurunkan tingkatan alerginya. Sementara itu, biang keladi alergi susu sapi diduga karena protein susunya. Selain susu kambing dalam bentuk tepung (bubuk), pemberian susu kambing dalam bentuk yogurt lebih baik daripada susu segar. Dosis yang diberikan adalah 50-100 cc per hari.
Manfaat susu kambing sebagaimana yang telah diuraikan merupakan hasil penelitian beberapa ahli di berbagai negara yang telah mengonsumsi susu kambing sebagai bagian dari menu makanannya. Demikian juga penderita asma kronis dan beberapa kasus lainnya yang pernah dan sedang ditangani sampai saat ini, seperti rematik akibat asam urat tinggi, beberapa kasus dengan diagnosis thalasemia, atau anemia akibat penyakit-penyakit darah lainnya, rata-rata merasakan khasiat susu kambing setelah mengonsumsinya selama 1 bulan secara rutin dan teratur.
Untuk pengobatan, dari semua bentuk susu kambing, yakni susu segar, yogurt, tablet, dan susu kambing bubuk, diperoleh bukti bahwa susu kambing segar dan yogurt mempunyai reaksi dan khasiat terbaik
Sumber : http://sususegar.com/index.php/news/46-pengobatan-dengan-susu-kambing.html
A. Tuberkulosis
TUBERKULOSIS atau TBC adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri TBC (Mycobacterium tuberculosis).
Ciri-ciri penderita TBC antara lain batuk-batuk kronis, berkeringat pada malam hari, badan kurus dan lemah, serta batuk berdarah akibat terjadinya rongga di jaringan paru-paru yang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah di paru-paru.
Di samping itu, saat proses penyembuhan bisa terjadi pengapuran jaringan paru-paru yang bisa menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru dalam proses pernapasan. Gejala TBC antara lain badan kurus dan lemah, batuk-batuk, batuk berdarah, pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, sesak napas, gejala kekurangan gizi (malnutrisi) berat. Jika penyakit ini menahun atau kronis berat dan tidak terobati dengan baik, bisa menyebabkan kematian.
1. Pengobabatan secara Medis
Jumlah penderita penyakit TBC di Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia setelah Cina dan India. Penyakit TBC menyerang sebagian kelompok usia produktif yang merupakan sumber daya manusia yang penting dalam pembangunan bangsa. Pada tahun 1940-1960 telah ditemukan obat anti-tuberkulosis (OAT), namun TBC masih tetap menjadi masalah kesehatan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Pengobatan TBC memerlukan waktu cukup lama, yakni 6-8 bulan secara terus-menerus dengan OAT dan harus dilakukan dengan tuntas sampai sembuh, sehingga dapat mencegah terjadinya penularan kepada orang lain. Pemberantasan TBC dengan menggunakan OAT terdiri dari jaminan paket obat anti¬tuberkulosis, yakni Isoniazid, Rifampisin, Pyrazinamide, Streptomycin, dan Ethambutol.
Pada tahun 1983 organisasi kesehatan dunia (WHO) mempromosikan Directly Observed Treatment Sbortcourse (DOTS) sebagai suatu strategi yang paling efektif untuk mengontrol pengobatan epidemi TBC. Strategi DOTS ini dilaksanakan dengan sukses di seluruh dunia dan memberikan angka kesembuhan tinggi. Menurut Bank Dunia, DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling efektif saat ini. Strategi DOTS untuk memberantas TBC di antaranya komitmen politis dari pengambil keputusan, penemuan penderita, pengobatan dengan panduan DOTS, kesinambungan persediaan OAT yang berkualitas, dan sistem pelaporan untuk memonitor kemajuan pengobatan secara standar.
OAT pada umumnya memberatkan ginjal dan hati. Kondisi ini sangat memberatkan penderita TBC, karena fungsi detoksikasi dan fungsi pembuangan racun mengalami keterlambatan atau hambatan, sehingga, kerja OAT untuk membunuh bakteri TBC terhambat akibat memburuknya kondisi penderita.
2. Pengobabatan dengan Susu Kambing
Selain dengan pengobatan secara medis, penderita TBC juga bisa disembuhkan dengan mengonsumsi susu kambing secara teratur, tetapi tetap melanjutkan pengobatannya secara medis.
Dari beberapa kasus yang ditangani penulis, seorang penderita TBC yang menjalani pengobatan secara medis dibarengi dengan mengonsumsi susu kambing secara teratur, setelah tiga bulan dan dilakukan pemeriksaan, tidak ada lagi bakteri TBC yang bercokol di tubuhnya.
Susu kambing mengandung fluorin yang tinggi dengan kadar 10-100 kali lebih tinggi daripada yang terkandung di dalam susu sapi. Unsur ini merupakan antiseptik natural yang mengandung elemen pencegah tumbuhnya bakteri di dalam tubuh.
Kehadiran fluorin akan meningkatkan daya tahan tubuh dan menekan aktivitas pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri TBC tidak lagi berkembang dengan baik.
Susu kambing juga mengandung natrium yang tinggi. Dalam kasus penyakit TBC, salah satu pemicunya adalah malnutrisi. Dengan pemberian susu kambing secara rutin setiap hari, natrium yang terdapat di dalamnya berfungsi menghambat malnutrisi tersebut.
Dugaan orang yang menyatakan bahwa bakteri TBC bisa berkembang biak dalam susu kambing tidaklah benar. Hal ini sudah dibuktikan oleh Dr. Bernard Jensen, Ph.D, seorang nutritionis di Amerika yang meneliti manfaat susu kambing yang menjadi salah satu binatang ternaknya di ranch yang dibangunnya di Escondido, New Mexico, Amerika Serikat. Disebabkan kandungan gizinya, susu kambing bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh penderita TBC. Di samping itu, fluorinnya mencegah percepatan perkembangan bakteri TBC sebagai kerja antiseptiknya, memberi perlindungan jaringan paru-paru, serta memproteksi ginjal dan hati. Kandungan lemak dalam susu kambing berfungsi sebagai zat pembakar sehingga tubuh penderita menjadi hangar.
Dengan demikian, susu kambing ini mempunyai efek ganda, untuk perlindungan, pencegahan, sekaligus penyembuhan.
Pada tahun 2000, penulis mulai memanfaatkan susu kambing dalam program terapi pasien-pasien TBC di Poh Induk Kesehatan. Daerah Milner III Siliwangi, Jawa Barat, dengan hasil yang cukup menakjubkan. Rata-rata setelah 1 bulan pemberian OAT yang dibarengi dengan perubahan pola makan dan pemberian susu kambing sebanyak 150 cc per hari, tingkat kesehatan penderita mengalami perubahan.
Hal ini ditandai dengan nafsu makan yang membaik, batuk dan sesak napas berkurang, serta muka tidak tampak pucat lagi. Rata-rata setelah 5 bulan dengan pemeriksaan iridologi dan radiologi, jaringan paru-paru telah membaik dan proses kronis telah bergeser kembali ke arah penyembuhan. Pada iridologi tampak gambaran healingprocess, yakni proses yang terjadi di seluruh organ, tidak hanya paru¬-parunya. Di samping itu, tes di laboratorium memperlihatkan fungsi ginjal dan hati tidak mengalami kerusakan.
3. Upaya Pencegahan
Penyakit TBC menyebar dan menular dengan cepat akibat lingkungan hidup yang kurang sehat, padat, dan kumuh. Bakteri TBC menyebar melalui udara pernapasan (air born infection). Dengan demikian, kepadatan penduduk di suatu daerah sangat mempermudah proses penyebaran penyakit ini. Kemiskinan menambah beratnya kondisi penyakit ini, karena kemiskinan akan mudah menyebabkan malnutrisi (kondisi kurang gizi) yang akan melemahkan atau menurunkan daya tahan tubuh.
Jadi, faktor lingkungan, kondisi tubuh, dan terjangkitnya penyakit TBC merupakan proses yang berputar seperti lingkaran setan.
Agar dapat terhindar dari penyakit TBC, setup hari kita harus menjalani pola hidup sehat secara alami dengan baik dengan cara sebagai berikut:
- Berpola pikir positif sehingga terhindar dari sires yang dapat dengan mudah menurunkan daya tahan tubuh.
- Makan yang baik dan benar. Makanan hendaknya menjadi obat bagi tubuh kita sehingga kemungkinan terjadi malnutrisi dapat dihindari.
- Olahraga secara rutin dan teratur. Aktivitas ini akan memperlancar aliran darah di dalam tubuh sehingga seluruh jaringan tubuh mendapatkan cukup makanan. Hal ini jugs akan menjadikan kita sehat dan terhindar dari malnutrisi.
- Cukup mendapat sinar matahari dan udara segar. Perlu diketahui, penderita TBC sangat memerlukan oksigen akibat rusaknya jaringan paru-paru.
- Menjaga lancarnya fungsi organ pembuangan, yakni usus besar, ginjal, paru-paru, kulit, dan saluran getah bening, agar proses pembuangan racun bisa berjalan dengan baik dan sempurna. Di samping itu, kita harus menjaga hati agar fungsi detoksikasi berjalan dengan baik, makan makanan yang benar, yakni makanan yang bersifat tidak meracuni sel¬sel hati, serta tidak minum minuman beralkohol.
B. Asma
Penyakit asma sering dijumpai dengan ciri-ciri sesak napas. Asma dibedakan menjadi dua, yakni asma bronchial dan asma kardial. Asma bronchial adalah asma yang disebabkan keadaan tidak biasa pada bronchus yang merupakan penyakit tertentu. Gejalanya berupa sesak napas berjangkit-jangkit akibat kejang otot bronchus sehingga lubang bronchus menyempit (stenosis).
Asma kardial atau asma jantung adalah sesak napas yang disebabkan oleh penyakit jantung. Biasanya jantung kiri yang menjadi penyebab. Biasanya serangan terjadi pada malam hari.
Penyebab Asma
Secara umum asma bisa menyerang manusia pada berbagai umur dan biasanya ditandai dengan gejala sesak napas yang menghebat pada malam hari. Beberapa hal yang bisa menyebabkan asma sebagai berikut:
- Alergi terhadap zat-zat tertentu, seperti bulu binatang, zat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan debu.
- Faktor bawaan atau jasmani.
- Tekanan pada saraf vagus, terutama jika ditemukan penyakit tuberkulosis pada paru-paru.
- Kelenjar thymus yang tidak mengecil seperti biasa.
- Terjangkit asma bronchial yang terjadi pada waktu haid, masa hamil, mati haid atau klimakterum, cuaca lembab dan iklim yang berubah ubah
Pengobatan secara Medis
Pengobatan secara medis biasanya ditujukan untuk menghilangkan efek stenosis bronchus penderita dengan memberikan obat-obatan bronchodilator, baik berupa tablet, cairan, suntikan, maupun inhaler. Di samping itu, diberikan antibiotik jika terjadi infeksi sekunder atau menekan infeksi pencetus asma ini.
Pemberian oksigen terhadap serangan asma akut sangat diperlukan karena penderita biasanya mengalami kekurangan oksigen saat terjadi sesak napas yang hebat. Pemberian pengencer lendir sangat membantu memperingan serangan sesak napasnya.
Obat-obatan pencegah serangan asma umumnya berupa anti-inflamasi. Biasanya diberikan kepada penderita asma berat dan herediter. Namur, obat anti-inflamasi mempunyai dampak sampingan yang tidak menyenangkan penderita, seperti terjadinya moon face, yakni wajah seperti bulan akibat penggunaan obat anti-inflamasi kortikosteroid, mudah terjadi osteoporosis (pengapuran tulang) dan kerusakan lainnya.
Pengobatan dengan Susu Kambing
Fungsi susu kambing dalam pengobatan asma adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini bisa terjadi karena fluorin yang bersifat antiseptik sekaligus antialergi yang ada dalam susu kambing mengaktifkan kerja sel¬sel imunitas sehingga infeksi sekunder yang terjadi, terutama ketika daya tahan tubuh menurun, dapat dicegah.
Penderita asma sebaiknya rutin mengkonsumsi susu kambing sebanyak 150 cc per hari. Sebaiknya susu kambing diminum pada malam hari karena pemecahan kalori yang terjadi dapat menghangatkan tubuh, sehingga spasme bronchi akibat dinginnya udara malam atau dini hari, dapat dihindari. Pengobatan dengan susu kambing pada malam hari ini berhasil mencegah batuk-batuk yang mempermudah timbulnya serangan asma. Susu kambing juga berkhasiat mengencerkan lendir atau dahak sehingga dapat mencegah atau mengurangi serangan.
Selain minum susu kambing pada malam hari, penderita dapat pula mengonsumsi atau minum jus antialergi secara rutin pada pagi hari. jus antialergi tersebut bisa merupakan kombinasi 150 gram pepaya atau 100 gram nanas dengan 3 batang seledri atau 3 batang peterselli (parsley)
Pola Hidup yang Harus Dilakukan
Pola hidup yang harus dilakukan pada prinsipnya adalah sama, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat alami dalam kehidupan sehari-harinya dengan baik.
Beberapa hal tambahan yang sebaiknya menjadi bagian rutinitas pola hidup sehat penderita asma sebagai berikut:
- Mengonsumsi sayuran hijau yang mengandung khlorofil (zat hijau daun) yang tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya dan menekan proses alergi.
- Menghindari zat-zat alergen dan mengaktifkan otot-otot pernapasan dengan berolahraga, terutama renang, secara teratur. Namun, harus berhati-hati terhadap olahraga berat yang justru dapat menjadi pemicu timbulnya serangan asma.
- Mempelajari dan melakukan senam asma sebagai salah sate bagian pola hidup sehat alami.
C. Asam Urat
Penyakit asam urat disebabkan kadar asam urat di dalam tubuh atau di dalam, darah berlebihan. Asam urat sendiri merupakan asam organik lemah yang berbentuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa, clan terbentuk sebagai zat hasil akhir katabolismus nukleoprotein. Katabolismus nukleoprotein adalah sejenis protein tersusun yang banyak terclapat dalam inti sel, berupa zat sampah yang dikeluarkan dari baclan oleh ginjal.
Plasma darah yang normal berisi 3,5-6 mg asam urat, sehingga jika kadar asam urat di dalam tubuh lebih dari itu, seseorang bisa dikatakan terkena penyakit asam urat.
Salah satu sebab meningkatnya kadar asam urat di dalam darah adalah malfungsi ginjal, yang berakibat ekskresi asam urat menjadi tidak lancar. Di samping itu, peningkatan produksi asam urat bisa disebabkan oleh konsumsi makanan yang banyak mengandung protein dan akhirnya terjadi peningkatan pembentukan purin.
Gejala Asam Urat
1. Terjadi satu atau lebih pembengkakan pada persendian.
2. Timbul rasa kaku pada hari, terutama jika udara agak dingin.
3. Rasa sakit terjadi berulang-ulang di beberapa tulang sendi.
4. Tidak mampu bergerak seara normal
5. Timbul kemerahan secara nyata dan rasa hangar di daerah persendian.
6. Penurunan berat badan, serta demam atau lemas yang bergabung dengan rasa sakit.
Pengobatan dengan Susu Kambing
Manfaat susu kambing secara, medis, baik kuratif maupun prefendf, dalam penyembuhan penyakit asam urat dapat digambarkan sebagai berikut. Di dalam susu kambing, baik yang berupa susu kambing segar, clabbered milk atau yogurt, maupun whey, tercdapat unsur mineral natrium (Na) dan klorida (Cl) yang tinggi. Kedua, unsur kimia tersebut membantu kerja ginjal dalam menyeimbangkan volume cairan danan elektrolit tubuh. Dengan pemberian susu kambing, keseimbangan asam dan basa tubuh bisa dipelihara, dengan baik sehingga komposisi kimia darah terjaga.
Selain mengonsumsi susu kambing, para penderita penyakit asam urat dianjurkan untuk mengubah pola makan, menghindari makanan yang mengandung purin tinggi, dan menghindari minuman beralkohol dan asam lemak. Minum air putih yang banyak atau minimum 8 gelas sehari dapat membantu mengencerkan cairan tubuh yang pada gilirannya akan mengencerkan asam urat terjadi peningkatan pembentukan purin.
Bagi penderita asam urat, beberapa minuman yang harus dihindari adalah minuman beralkohol seperti bir, wiski, anggur, tape dan tusk. Makanan yang harus dihindari adalah sea food seperti udang, remis, tiram, kepiting; berbagai jenis makanan kaleng seperti sarden, kornet sapi; berbagai jeroan seperti hate, ginjal, jantung, otak, paru, limpa, usus; dan buah-buahan tertentu seperti durian, alpokat, dan nangka masak. Sementara itu, makanan yang masih bisa dimakan, tetapi harus dikurangi porsinya adalah ikan sarden, daging kambing, daging ayam, daging sapi, tempe, emping, kacang, oncom, dan beberapa jenis sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol, dan jamur.
D. Thalasemia
Thalasemia atau anemia cooley merupakan penyakit herediter yang disertai anemia hemolitik oleh kelainan intrakospuskuler yang disifatkan oleh kelainan hematologik dan kelainan pada tulang-tulang tertentu. Morfologi eristrosit menyatakan horochomia, anisositosis, poikilositosis, polichromasia, dan adanya sel-sel sasaran. Tulang tengkorak menebal dan tulang-tulang kaki dan tangan menderita osteoporosis. Penyakit thalasemia mula-mula ditemu¬kan di sekitar Laut Tengah dan menyebar sampai ke negara-negara Asia.
Pengobatan secara Medis
Pasien yang terkena thalasemia biasanya dianjurkan mengonsumsi suplemen folat dan menghindari pemberian obat-obatan yang mengandung zat besi dan pengoksidasi seperti golongan sulfonamid. Penderita thalasemia ini memerlukan tranfusi darah selama masa kehamilan atau ketika penderita sedang mengalami stres.
Penderita thalasemia yang berat harus mendapatkan jadwal perawatan transfusi darah secara teratur dan harus diberi suplemen folat. Operasi limpa juga harus dipertimbangkan jika terjadi peningkatan pembesaran limpa akibat transfusi darah. Deferoxamin juga harus diberikan kepada pasien secara rutin sebagai agen khelasi zat besi untuk mencegah terjadinya hemosidero¬sis (iron overhload).
Dewasa ini telah diperkenalkan salah satu penanganan thalasemia, yakni dengan cara transplantasi sumsum tulang yang allogenic. Anak-anak yang belum pernah mengalami iron overload (kelebihan zat besi) dan keracunan, organ-organ tubuhnya 80% dapat bereaksi dengan baik, sehingga mempunyai kemampuan hidup lebih panjang.
Pengobatan dengan Susu Kambing
Fungsi susu kambing dalam membantu penyembuhan pasien yang didiagnosis terkena thalasemia masih harus diteliti lebih jauh, berpengaruh secara genetik atau tidak.
Pemberian zat besi kepada penderita thalasemia harus dilakukan dengan hati-hati, karena dikawatirkan bisa mengalami iron overload atau kelebihan zat besi. Kadar zat besi dalam susu kambing rendah sehingga pemberian susu kambing relatif aman walaupun nutritional value atau nilai nutrisinya sebagai salah satu dari 24 vital trace mineral dalam raw goat milk adalah all 100% available. Maksudnya, kandungan besi (Fe) dalam susu kambing rendah, tetapi pada pengonsumsi rawgoat milk, nilai nutrisinya tersedia 100%.
Karenanya, pemberian Fe pada penderita thalasemia harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kemosiderosis atau iron overload. Dengan demikian, susu kambing yang kadar Fe-nya rendah, dapat dianggap relatif aman, karena ternyata tidak diakumulasikan di dalam tubuh.
Penderita thalasemia justru memerlukan asam folat. Hal ini disebabkan asam folat sangat penting untuk sintesis nucleid acid bases (ribosa nucleid acid/ RNA dan diocsiribosa nucleidatid/DNA). Kebutuhan asam folat orang dewasa yang direkomendasikan (recommended dietary allowance/ RDA) adalah 400 mcg per hari. Folacin dalam makanan kebanyakan berbentuk poly glutamate (PGA) yang sifatnya tidak stabil dan dalam proses memasak bahan makanan, fola¬cin ini akan rusak atau hilang sebanyak 80-90% sehingga hanya akan tersisa 4 mcg per harinya.
Dalam 1 liter susu kambing segar (raw goat milk) terdapat 6 mcg folat. Jadi, jika mengonsumsi susu kambing 150 cc per hari, kita akan memperoleh lebih kurang 1 mcg folacin yang nutritional value-nya all 100% available. Makanan yang mengandung folacin dengan biovailabilitas tinggi antara lain pisang, lime beans atau kacang yang menyerupai buncis dengan biji besar, hati, dan ragi, serta ditemukan juga pada sayuran hijau dan daging.
Seorang pasien yang ditangani penulis, Rr. Srat, yang tinggal di Pamulang saat berumur 3 tahun Bering mengalami demam dan setelah didiagnosis oleh dokter pada bulan Juli 2001diketahui mengidap anemia dan thalasemia. Setelah diketahui mengidap kedua penyakit tersebut, pasien kemudian mendapatkan pertolongan secara medis dan mengonsumsi susu kambing sebanyak 150 cc tiap pagi. Sore hari pasien mengonsumsi yogurt sebanyak 200 cc dan pemanis berupa ekstrak atau jus bit.
Setelah 4 bulan dan didiagnosis ulang, gejala-gejala penyakitya hilang dan hasil pemeriksaan darahnya juga bagus sehingga rencana pengambilan tulang sumsum untuk diperiksa secara rutin pada periode 4 dan 5 dibatalkan. Pada bulan December 2001 gejala-gejala kerontokan rambut dan bibir pecan-pecan juga sudah hilang dan pasien dinyatakan sembuh, tetapi masih tetap meneruskan pengobatan secara medis dan rutin mengonsumsi susu kambing.
E. Anemia
Anemia merupakan penyakit kelainan badan yang diakibatkan oleh merendahnya kadar hemoglobin (Hb) sampai di bawah batas-batas nor¬mal. Biasanya jumlah eritrosit/mm3 darah dan nilai hematokrit ikut rendah. Hal ini disebabkan jumlah hemoglobin dalam darah berkurang, sehingga proses-proses fisiologis yang bertahan dengan hemoglobin akan terganggu. Anemia bisa pula disebabkan kehilangan darah dalam jumlah yang banyak akibat kecelakaan, karena ketidakmampuan tubuh memproduksi sel darah merah yang cukup, atau karena kelainan bawaan atau genetik (keturunan).
Ciri-ciri orang yang terkena anemia adalah kelihatan pucat, merasa lemas, cepat lelah, dan pusing-pusing. Orang yang normal kadar hemoglobinnya tidak banyak berubah karena adanya keseimbangan antara produksi dan destruksi eritrosit yang terus-menerus secara seimbang. Sementara itu, orang yang terkena penyakit anemia menunjukkan keseimbangan tersebut terganggu oleh suatu sebab.
Macam-macam anemia yang dibagi berdasarkan kelainan patofisiologis dan ukuran sel darah sebagai berikut.
a. Berdasarkan Patofisiologis
1. Pengurangan Produksi
- Sintesis hemoglobin, yakni iron deficiency atau kekurangan zat besi, thalasemia, dan anemia akibat penyakit-penyakit kronis.
- Sintesis DNA, yakni megaloblastic anemia.
- Stem cell, yakni aplastic anemia dan myeloproliferative leukemia.
- Infiltrasi sumsum tulang, beberapa keganasan seperti carnicoma dan lym¬phoma apkz4a sel darah yang murni.
2. Peningkatan Perusakan
- Blood loss atau kehilangan darah akut, seperti akibat kecelakaan lalu¬lintas dan perdarahan berat pada kasus-kasus kebidanan.
- Hemolysis intrinsic, membran (hereditary ipberogoosis dan e&ptogtosis), he¬moglobin (sickle cell anemia dan unstable hemoglobin), glycoylsis (pyruvate ki¬nase), dan oxidation (GOD defideng).
- Hemolysis extrinsic, immune (warm antibody dan cold antibody), microangiopbatic (thrombotic tbrombogtopenic purpura dan hemolytic uremic syndrome), glycolysis (pyruvate kinase), dan infeksi (clostridial) dan bypersplenism
b. Berdasarkan Ukuran Sel
1. Microcytic, yakni iron defiency, thalasemia, dan anemia akibat penyakit kronis.
2. Macrocytic, seperti megaloblastic anemia karena kekurangan vitamin B12 dan kekurangan folat; non-megaloblastic anemia karena myelodyplasma, che¬motherapy, penyakit hati, increased reficulocytosis, dan myxedema; dan nor¬mocytic.
Penyebab anemia paling banyak adalah dari kelompok iron deficiency anemia, yang disebabkan hal-hal berikut ini.
1. Deficient diet, yakni diet dengan gizi buruk dan tidak adekuat.
2. Absorpsi yang berlebihan.
3. Kebutuhan yang meningkat, seperti saat kehamilan dan menyusui.
4. Kehilangan darah akut, seperti perdarahan usus, kelainan haid, dan donor darah yang berulang.
5. Haemoglobinuria.
6. Iron sequestration, yakni pulmonary haemosiderosis.
Selama ini, di antara keenam penyebab tersebut, yang paling potensial adalah kehilangan darah yang masif. Di antaranya karena kecelakaan yang menyebabkan perdarahan organ-organ dalam perut dan usus, perdarahan pada organ reproduksi akibat persalinan dengan kelainan, kelainan haid, dan donor darah yang berulang.
Anemia hanya suatu gejala yang ditandai dengan adanya penurunan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah yang penyebabnya bermacam¬macam. Dengan demikian, pengobatan yang harus dilakukan kepada pasien penderita anemia harus disesuaikan dengan penyebabnya. Transfusi darah hanya akan membantu memperbaiki kadar hemoglobin, terutama dalam keadaan akut agar penderita tidak mengalami kekurangan oksigen (Hipoksia) yang sangat diperlukan oleh jaringan tubuh, khususnya jaringan otak.
Selanjutnya, pemberian zat besi dan asam folat memerlukan pemeriksaan yang teliti agar tidak sampai terjadi kesalahan terapi yang dapat mengngakibatkan hemosiderosis (iron overload) yang justru membahayakan pasien. Zat besi dan asam folat jauh lebih baik yang berasal dari bahan makanan dibandingkan dengan yang dibuat secara sintetis atau artifisial.
Fungsi susu kambing dalam pengobatan penyakit anemia sama dengan fungsi pada pengobatan thalasemia.
F. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang banyak diderita oleh orang yang sudah tua, terutama kaum perempuan. Penyakit ini terjadi karena berkurangnya kalsium dalam tubuh, sehingga tubuh mengambil kalsium dalam tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh.
Kandungan kalsium (Ca) yang terdapat dalam susu kambing adalah sebanyak 133 mg per 100 cc susu kambing dan potasium 204 mg. Jika seorang penderita osteoporosis setiap hari mengonsumsi susu kambing sebanyak 150 cc per hari, penyembuhan penyakitnya akan terbantu. Sementara itu, untuk pencegahan atau bagi yang belum terlanjur kekurangan kalsium, susu kambing bisa diminum secara rutin setiap hari 1 kali dengan dosis 150 cc sekali minum. Lebih bagus lagi jika mengonsumsi yogurt 200 per hari, terutama untuk para lansia (orang yang sudah lanjut usia) yang kadar asam lambungnya sudah berkurang
G. Kudis
Penyakit kudis disebabkan sejenis tungau yang menimbulkan rasa gatal. Rasa gatal ini menimbulkan keinginan untuk menggaruknya, sehingga terjadi infeksi sekunder di kulit. Penyakit kudis selain menyerang manusia juga bisa menyerang hewan peliharaan. Penularannya bisa melalui kontak langsung antara penderita dan sesamanya atau bisa juga karena tertular oleh hewan peliharaan.
Penggunaan susu kambing untuk pengobatan penyakit kudis sudah diterapkan oleh MD Superintendent General Hospital Toledo di Ohio, Amerika Serikat, yakni oleh Dr. George Smith. Dalam pengobatan itu, beberapa anak yang terkena kudis dan mengonsumsi susu kambing secara teratur menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Susu kambing menyembuhkan penyakit kudis karena mengandung fluorin yang berfungsi sebagai antiseptik sekaligus antialergi. Selain fluorin, susu kambing juga mempunyai nilai bakterisid yang tinggi sehingga dapat mencegah infeksi jamur (candidiasis), menghilangkan gatal-gatal di dubur, clan menyembuhkan infeksi vagina.
H. Alergi Susu Sapi
Disebabkan sesuatu hal, tidak sedikit bayi yang baru lahir tidak bisa disusui oleh ibunya. Alternatif yang dilakukan adalah dengan memberi susu sapi sebagai pengganti ASI. Namur, tidak semua bayi mampu mencerna susu sapi dan jika dipaksakan akan mengalami alergi. Bagian yang terserang alergi ini adalah saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan kulit. Gejala yang sering timbul karena alergi terhadap susu sapi adalah muntah-muntah, diare, penyerapan nutrisi yang kurang sempurna, asma, bronkitis, migren, dan hipersensitif.
Gejala patologis yang terlihat pada bayi yang terserang alergi terhadap susu sapi adalah ditemukannya iritasi usus halus, pertambahan bobot badannya lambat, serta feces yang berlebihan dan berbau khas. Bayi dan anak-anak yang alergi terhadap susu sapi jika masih dipaksa mengonsumsinya akan terserang reaksi pembesaran lamina propia serta peningkatan permeabilitas molekul makro dan aktivitas elektrogenik lapisan epitel
Kelebihan susu kambing adalah komposisinya yang mendekati ASI serta butiran lemak dan proteinnya lebih halus dibandingkan dengan susu dari binatang mamalia lainnya, sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh. Pemberian susu kambing kepada bayi dan anak-anak yang alergi terhadap susu sapi menunjukkan hasil yang bagus dan alerginya berangsur-angsur menghilang. Susu kambing yang dianjurkan untuk diberikan kepada anak¬anak yang alergi terhadap susu sapi adalah susu kambing dalam bentuk bubuk. Hal ini disebabkan panas yang digunakan selama proses pembuatan susu bubuk bisa mengubah struktur dasar protein dengan cara menurunkan tingkatan alerginya. Sementara itu, biang keladi alergi susu sapi diduga karena protein susunya. Selain susu kambing dalam bentuk tepung (bubuk), pemberian susu kambing dalam bentuk yogurt lebih baik daripada susu segar. Dosis yang diberikan adalah 50-100 cc per hari.
Manfaat susu kambing sebagaimana yang telah diuraikan merupakan hasil penelitian beberapa ahli di berbagai negara yang telah mengonsumsi susu kambing sebagai bagian dari menu makanannya. Demikian juga penderita asma kronis dan beberapa kasus lainnya yang pernah dan sedang ditangani sampai saat ini, seperti rematik akibat asam urat tinggi, beberapa kasus dengan diagnosis thalasemia, atau anemia akibat penyakit-penyakit darah lainnya, rata-rata merasakan khasiat susu kambing setelah mengonsumsinya selama 1 bulan secara rutin dan teratur.
Untuk pengobatan, dari semua bentuk susu kambing, yakni susu segar, yogurt, tablet, dan susu kambing bubuk, diperoleh bukti bahwa susu kambing segar dan yogurt mempunyai reaksi dan khasiat terbaik
Sumber : http://sususegar.com/index.php/news/46-pengobatan-dengan-susu-kambing.html